Kamis, 11 Juli 2013

Daendels Operation (last part)

Ini part terakhir dari tulisan Daendels Operation dalam Blog Mad Geodet. Isinya tentang liburan Mad Geodet di Pantai Pangandaran. Di part 5, udah dijelasin akhir dari Daendels Operation yang berlangsung selama 5 hari ini. Tapi kisah EPIC di pantai pangandaran belum diceritain.

Plan berantakan karena salah terminal dari yogyakarta saat mau ke pangandaran. Bus yang ke pangandaran sudah habis baik di Cilacap maupun Sidareja. Selain itu, malem minggu baru sampe Pangandaran yang awalnya direncanain sabtu siang. Awalnya, sabtu malam, Mad Geodet dipekirakan udah gak di Pangandaran, tapi udah di perjalanan menuju Jakarta. Jadinya MG menginap di Masjid Besar Pangandaran

Masjid Pangandaran

Masjid ini terdiri dari 2 lantai. Uniknya kalo mau ke lantai 2 dari lantai satu harus lewat luar masjid. Tempat colokan listrik cuma ada di lantai 1. Jadi pas sampai, MG memutuskan buat tidur di lantai satu sambil ngecas ngecas plus lliat kabar di dunia via laptop. Namun, MG Taufik memutuskan di lantai dua karena jauh lebih sepi. Entah apa yang dilakuin, mungkin langsung tidur.

Ini jadi masjid kedua yang jadi tempat bermalam Mad Geodet setelah sebelumnya masjid UNY di Yogya. Sebelum masuk ke masjid, duo MG ini menyembunyikan alas kaki di tempat yang gak terkena cahaya, karena gak ada rak sepatu lain halnya dengan di Yogya. Di sini juga, duo MG gak mandi. Kenapa di masjid aja perlu dijelasin? Karena perbedaan lantai yang dipilih masing masing MG, membuat hal EPIC terjadi. Ternyata pas malem, Masjid dikunci, MG yang di lantai satu pun diusir sambil berpikir gimana bakal tidur. Tapi gak diusir segitunya, 'sepertinya' ditawarin kamar oleh marbot masjid tersebut, yang pasti juga ada colokan listriknya. Tapi setelah keluar masjid, marbot kembali menyarankan untuk kembali tidur di masjid lantai 2. Ini gara-gara MG Taufik udah tidur lelap di lantai 2, jadi gak enak dibanguninnya. WTF!! Di lantai 2 gak ada colokan listrik... :(

Pagi-pagi langsung jalan kaki ke pantai pangandaran yang jaraknya kurang lebih satu km. Sampai saat itu, sisa stiker masih di atas 40 lembar. Jadinya di jalan terus tempelin stiker.

 Perjalanan ke Pantai Pangandaran

Pantai Pangandaran dibagi 2 ada yang timur ada yang barat. Entah gimana, para MG ini kompak untuk memilih pantai barat. Ya supaya bisa ngeliat sunrise. Pas nginjek pasir pantai pangandaran, rasanya aneh banget. Padahal MG gak jarang ke pantai, tapi ngerasa aneh. Pasirnya basah. Ya iyalah namanya pasir pantai. Ini mungkin karena 3 hari sebelumnya nginjek pasir Bromo yang super alus dan kering
Semakin ke barat, pantai semakin sepi, di sanalah MG kembali membuat videoklip dari anime 'K' seperti yang dilakukan di Bromo.

 MG pagi pagi di Pantai Pangandaran

Inilah kerennya Daendels Operation yang dilakukan MG. Hari kamis ada di gunung setinggi 2000 meter. Minggunya udah di pantai yang ada di beda provinsi.

  Pasukan berkuda Pangandaran

Setelah sampai di tempat yang sangat sepi, duo MG 'akhirnya' menggelar ponco di atas pasir. Jadi intinya, ke lautnya shift-shiftan. Ada yang jaga barang di atas ponco. Ada yang main air. Giliran pertama MG Taufik yang main air.

MG Taufik yang berlagak tenggelam

Giliran kedua MG yang main air. Celana panjang dilepas. HP ada di dalam celana itu. Tapi siangnya, hp udah rusak. Indikasinya kena air. Padahal seharian di atas ponco yang sama sekali gak basah. Pas nginjek dasar laut, MG ngerasa aneh. Gak ada koral, beda sama pantai di kampung halaman MG kayak pantai pasir putih di Lampung Selatan. Wajarlah, di sini arusnya kenceng banget, langsung berhadapan dengan samudra.

 MG bertarung melawan alam

Kirain jam 9 pagi udah pergi dari pantai. Ternyata keenakan sampai jam 11. Sambil foto-foto, MG juga kembali membuat videoklip dari anime One Piece yang berjudul 'Fight Together' dari Namie Amuro.

 Barang barang ditinggal di atas ponco

Karena gak ada kerjaan, MG Taufik pun atraksi sebelum akhirnya melakukan misi pelemparan setelah sebelumnya melakukan misi penyusupan di salah satu kelas di Yogyakarta.

 MG Taufik melakukan handstand

Apa itu misi pelemparan? Jadi botol bekas diisi sama kertas (dalam hal ini stiker) yang berisikan pesan untuk orang yang menerimanya plus ada stiker di dalamnya. Kulit luar botol juga ditempelin stiker. Buat misi pelemparan, dipake belasan stiker. Maklum stiker masih sisa banyak.

Gak mudah melakukan misi pelemparan ini. Arusnya selalu bawa balik botol itu. Untung MG Taufik yang ngelakuin misi ini walau idenya dari MG. Dari atas ponco, MG seneng banget, pas ngeliat botolnya balik lagi sambil ngeliat MG Taufik lari kesana kemari. hahaha,,
Tapi MG akhirnya bosen dan akhirnya ngeliat MG Taufik balik tanpa botol. Berhasilkah? Dibuangkah? Tapi MG udah gak peduli. Hari udah beranjak siang dan hari mulai panas.

 Botol dalam misi pelemparan

Kali ini alas kaki yang dipakai MG tepat yaitu sendal beda sama MG Taufik yang pake sepatu. Ini berkebalikan dengan kejadian di Gunung Bromo. Dengan beralaskan sendal, MG berjalan dengan santainya sambil bawa barang dari atas ponco ke tempat yang sejuk di bawah pohon. Karena dari awal gak sepatu dan tau sendiri kalo pake sepatu malah tambah panas, MG Taufik pun bertelanjangkan kaki lari ke daerah yang sejuk. Awalnya kirain biasa aja. Tapi MG pun nyoba ngerasain. Emang panas beud,,

Di tempat yang sejuk ini, duo MG menjemur semua yang melekat di tubuhnya. Sambil beristirahat di bawah pohon kelapa, MG terus menempelkan stiker di tempat yang bisa ditempeli stiker seperti kursi daun pohon bahkan buah kelapa itu sendiri. MG makan siang dan minum air kelapa juga di sini.

 MG bersantai di bawah pohon kelapa

Sebelum mengakhiri perjalanan di Pantai Pangandaran ini, MG mau nyeritain hal terEPIC di Daendels Operation wilayah Jawa Barat ini. Jadi siang siang rencana ke Green Canyon. Menurut mbah google, itu ada di barat pantai pangandaran. Jadi gak salah dari awal milih pantai pangandaran bagian barat. Perjalanan kali ini jauuuuh lebih melelahkan. Hari terakhir, akumulasi kelelahan. Bawaan yang lebih banyak karena adanya oleh-olehan. Panaaaasnya itu yang gak nahan. Walau bagian bawah kaki ketutup sandal, tapi sandal bagian atasnya kan kebuka.

Entah gimana, MG Taufik semangat banget. Jalannya cepet banget. Dia yang bawa stiker plus si Handy. Dia yang nempelin stiker di sepanjang jalan. Mungkin karena dia pake sepatu jadi gak kerasa panas. Selain itu, trek yang dilewati duo MG ini jalanan beraspal. Jadi pas sandal MG lepas, yang pertama keinjek itu aspal panas. Jam 12 siang, perjalanan ini dilakukan.

Stiker yang ditempel MG Taufik dalam perjalanan menuju Green Canyon

MG tau kalo Pangandaran hari itu sepi. Tapi kok gak ada yang jalan kaki kayak MG ini ya? Apa gak ada yang mau ke Green Canyon. Emang ada bus maupun mobil ke arah yang dituju duo MG ini. Tapi masa' semua orang berduit, gak ada yang milih opsi jalan kaki. Awalnya dikira jaraknya 1 km, terus mikir 2 km. Dan ternyata setelah 3 km, duo MG istirahat di salah satu warung sambil beli minum.

Dan ternyata jarak dari Pantai Pangandaran ke Green Canyon itu 30 KM !!! Emang bener arahnya ke barat tapi 30 KM !!! EPIC !!!

Karena para MG yang kepanasan, MG pun memutuskan tidak melannjutkan perjalanan ke Green Canyon melainkan balik ke masjid untuk istirahat dan memutuskan untuk mengakhiri perjalanan di Pantai Pangandaran.

Sekian untuk Daendels Operation Story. Nantikan versi videonya !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar