Senin, 30 Desember 2013

Mad Geodet 2013 (Video)


Berikut video rangkuman kehidupan Mad Geodet [Akakamereon] selama 2013. Mulai dari kehidupan sehari-hari sampai operasi keliling Jawa. Rambut Mad Geodet yang gak pernah dipotong juga kelihatan jelas pertumbuhannya.

Selain itu, ada juga anime anime yang ditonton oleh Mad Geodet pada tahun 2013. Jumlahnya gak banyak, cuma 29. Mulai dari One Piece yang banyak orang tahu, sampai Arata Kangatari yang jarang orang tahu.



Berikut isi video tersebut secara detail :
- 00.00 - 00.27 Awalan
- 00.28 - 00.50 Kegiatan sehari-hari
- 00.51 - 01.22 Perubahan penampilan Mad Geodet
- 01.23 - 02.20 Who is Mad Geodet beserta simbolnya untuk lebih jelas bisa dilihat di sini.
- 02.21 - 03.01 Daendels Operation, yang lebih lengkap di sini.
- 03.02 - 03.10 Idul Fitri
- 03.11 - 03.49 Ekskursi Hidrografi di Ancol
- 03.50 - 04.15 Toha Operation
- 04.16 - 07.52 Anime yang ditonton Mad Geodet selama 2013
- 07.53 - 08.38 Tema Mad Geodet di tahun 2013
- 08.39 - 09.12 Credit dan Akhiran

Selasa, 24 Desember 2013

WANTED !!!


Berikut Mad Geodet, pelaku Daendels Operation Mei 2013 dan Toha Operation Desember 2013:

1. Taufik Q Qifwat

atas kejahatannya :
- Memfoto polisi
- Pencemaran lingkungan
- Pelaku Toha Operation dan Daendels Operation


2. Akakamereon

atas kejahatannya :
- Mematikan lampu kehidupan
- Menghalangi orang lewat
- Mastermind Toha Operation dan Daendels Operation

Senin, 23 Desember 2013

Toha Operation (part 2)

11 dari 20 testimoni udah tertempel. Duo Mad Geodet berada di tengah perjalanan Toha Operation, perjalanan mengelilingi Bandung, yang dilakukan 17 Desember 2013. Kali ini, Toha Operation akan menjelaskan perjalanan dari Terminal Leuwi Panjang sampai kosan pemilik motor.


Kalo liat peta diatas, awal dari Toha Operation part 2 ini adalah jalan berwarna hijau. Dari jalan Soekarno Hatta, Mad Geodet belok kiri melalui jalan Kopo lalu belok kanan menuju jalan Caringin. Dalam rencana, duo Mad Geodet seharusnya segera kembali ke jalan Soekarno Hatta. Tapi tanpa sadar, MG melaju lurus terus dan tetap berada di jalan Caringin. Keliatannya memang gak ada masalah. Tapi daerah Caringin udah GAK ADA DI PETA yang dibawa Mad Geodet ini.

Ya peta hardcopy yang dibawa Mad Geodet ini memang lebih teliti tapi gak mencakup bagian pinggiran kota Bandung. Bahkan bagian timur kota Bandung (Dari terminal Caheum ke batas timur Bandung) udah gak ada di peta (bisa dilihat di jalur operasi, bagian timur gak terlingkupi). Untungnya, di Caringin, ada angkot yang dikenal. Angkot biru jurusan Sadang Serang - Caringin, angkot yang biasa dilihat Mad Geodet karena jalurnya melalui jalan sekitar ITB, tempat Mad Geodet menuntut ilmu. Tinggal ngikutin angkot ini, pasti Mad Geodet bisa sampai ke jalur yang udah direncanakan. huehuehue...

Satu stiker ditempel sambil mengikuti angkot ini. Penempelan ini dilakukan di tempat dengan background jalur SUTET. Sambil terus mengikuti angkot biru ini, Mad Geodet liat kiri-kanan dari pinggiran kota Bandung ini. Tiba-tiba, angkot biru yang diikuti HILANG, seakan belok tanpa diketahui duo Mad Geodet. Dengan melihat bayangan yang dihasilkan matahari yang sedikit tertutup awan, MG tahu kalau Mad Geodet sedang mengarah ke utara.  Ya, kalau ada belokan ke kanan langsung belok kanan, pikir Mad Geodet supaya kembali ke pusat kota Bandung. Tapi udah jauh melaju ke Utara gak ada satupun belokan ke kanan. Sampai-sampai penunjuk jalan udah memberitahukan arah Cimahi seakan-akan sudah dekat, NYASAR


Penunjuk jalan yajng menunjuk nama tempat yang benar benar asing bagi Mad Geodet

Sambil nyasar, masih sempet-sempetnya nempel testimoni, huahua,,, Ya kalau nyasar, yang bisa dilakukan tinggal balik ke jalur yang dilalui. Setelah cukup jauh akhirnya menemukan angkot biru lagi. 1 testimoni ditempel selagi mengikuti angkot ini. Lokasinya sebelum rel kereta. Pas motor diberhentikan, belum ada kereta, pas foto tempelannya, kereta lewat. NICE TIMING !!













Kereta dan testimoni berupa tempelan (when you see it)

Liat peta lagi, ternyata duo Mad Geodet udah berada di jalur yang direncanakan. Sampai perempatan jalan Sukajadi, Mad Geodet kembali menempel testimoni. 15 dari 20 testimoni TELAH TERTEMPEL. Saat itu duo Mad Geodet belum menyadari apa yang akan terjadi setelah melalui jalan Sukajadi.

PENILANGAN !!

Sebelumnya Mad Geodet udah waspada dengan adanya polisi yang lalang melintang di jalan Sukajadi ini. Tapi dengan surat yang lengkap (SIM dan STNK) apa yang perlu dikhawatirkan? Ternyata ada satu hal yang luput sehingga ditilang oleh polisi. LAMPU. Setelah lama gak berkendara, hal tersebut bisa dibilang wajar. Ya karena gak bisa basa basi, MG dikenai hukuman sebesar Rp100000. Wah lumayan tuh, Tapi gak masalah, hitung-hitung biaya Toha Operation ini, gak seberapa dibanding Daendels Operation.

Oia, kasus penilangan terjadi di pertigaan depan Rumah Sakit Hasan Sadikin. MG Akakamereon masuk ke pos polisi. MG Taufik nungguin motor, sambil foto-foto. Pas MG balik ke motor, HP MG Akakamereon yang dipakai buat foto-foto lagi dilihat sama polisi yang menilang Mad Geodet ini. Merasa sebagai model tanpa dibayar, MG Taufik dibawa ke pos polisi. Ganti posisi nih, hahaha..

Hukumannya emang bukan duit, tapi cuma hapus foto polisi tadi. Yah, bener-bener gak masalah asal gak semua foto Toha Operation ini dihapus. Mad Geodet akhirnya meneruskan perjalanan sampai Terminal Ledeng dengan kondisi lampu menyala. Dalam perjalanan, Mad Geodet berhenti dua kali untuk tempel testimoni. Satu entah dimana, Satu di depan Universitas Pendidikan Indonesia. Di depan UPI, MG berhenti cukup lama sambil makan, bahkan tempel 2 testimoni.













Mad Geodet istirahat di depan Universitas Pendidikan Indonesia

2 testimoni lagi yang belum tertempel. Jelas satunya ditempel di terminal Ledeng sebagai tujuan paling utara dalam Daendels Operation ini. Satu lagi diputuskan di Cihampelas. FYI, perjalanan dari kasus penilangan sampai pemberian testimoni terakhir di Cihampelas memakan waktu yang lama disebabkan oleh macet. Oia, di Ledeng, entah karena kecapaian atau apa, motor yang dikendarai MG ini ngesot dan pasti jatuh kalau hanya ada satu orang di atasnya.

Sambil menyelam minum air. Selagi ada pinjaman motor, MG Akakamereon beli oleh-oleh di Cihampelas. 2 hari kemudian MG Akakamereon  pulang ke kampung halamannya, Bandarlampung.

















MG di Cihampelas (when you see it)

Kalau dipikir-pikir, perjalanan MG di Toha Operation ini seperti orienteering yang biasa dilakukan geodet lainnya. Apa itu orinteering? Bisa dilihat di sini. Beda dengan Daendels Operation yang menempel stiker di sembarang tempat, tempelan dalam Toha Operation ini sudah direncanakan. MG seharusnya menempel testimoni itu tepat di tempat yang direncanakan. Entah berapa yang tepat. Tapi pasti lebih dari 50% karena namanya Mad GEODET. Apa itu Geodet? Bisa dilihat di sini.

Titik terakhir dalam orienteering ini adalah kosan si lolicon. Sebelumnya, pemilik motor ini sudah menandai di peta yang dibawa MG. Emang gak jauh dari Cihampelas, Kosannya ada di Dipati Ukur. Untuk kesana, melalui jalan layang pasopati dimana kosan MG Akakamereon terlihat dari jalan tersebut. Sampai di depan kosan lolicon (ternyata tepat), MG istirahat sambil menunggu pemilik motor keluar. Setelah lama gak keluar, ternyata tukang parkir kosan yang bersebelahan dengan kafe ini udah kenal sama motor tersebut. Ya udah deh, berpisah dengan motor, kembali ke kosan masing masing.



 









MG Taufik istirahat di depan kosan pemilik motor sebut saja Clava

Sayang sekali gak ada video dalam Toha Operation ini. Wajar aja, kualitasnya pun jelek kalau pakai kamera 5 mega pixel ini. Toha Operation berlangsung tanggal 17 Desember 2013, dari pukul 12.00 - 17.00. Sekian untuk Toha Operation.

Minggu, 22 Desember 2013

Toha Operation (part 1)


Apa itu Toha Operation atau TO? Sama seperti Daendels Operation,  perjalanan ini dilakukan oleh duo Mad Geodet (MG),  Akakamereon dan Taufik. Perbedaannya adalah skala dari perjalanan ini. Kalau DO (Daendels Operation) berskala pulau Jawa dalam waktu lima hari, TO kali ini berskala Bandung dalam waktu lima jam. Peralatan yang digunakan juga lebih primitif. Keliling seharian cuma pake motor satu unit, pinjaman dari seorang sahabat yang merupakan Lolicon. Kamera yang dipakai juga cuma kamera HP yang 5 Mega Pixel.

Tapi tetap aja, perjalanan kali ini gak akan berkesan tanpa adanya testimoni. Kalau dalam DO, testimoninya bener-bener dipersiapkan yaitu stiker 144 lembar., dalam TO kali ini, testimoninya cuma kertas ukuran A5 sebanyak 20 lembar. Kertas tersebut tetep ditempel pake alat primitif lainnya, double-tip. Berikut contoh tempelannya :


Sama seperti Daendels Operation, Toha Operation ini dilakukuan setelah Ujian Akhir Semester. dan sama sama tahun 2013. Toha Operation dilakukan 17 Desember 2013. Dengan jalur seperti berikut :


Meski Toha Operation lebih primitif dan lebih sebentar (5 hari berbanding 5 jam), kemampuan Mad Geodet jauh lebih berkembang yang disebabkan bertambahnya ilmu ke-geodesi-an selama 1 semester di Teknik Geodesi dan Geomatika, Institut Teknologi Bandung.

Setelah UAS Geografi Lingkungan, MG meminjam kendaraan roda dua ke orang yang gak direncanakan sebelumnya. Hokinya, MG yang saat itu gak ditemani MG Taufik langsung dapet pinjaman motor pada percobaan peminjaman yang kedua. Motor yang dipinjamkan Jupiter MX, motor berkopling berplat BK (Medan). Dalam sejarah MG bekendara, bisa dibilang MG sama sekali gak berpengalaman dalam mengendarai motor berkopling. Dengan model nekat, MG coba bawa motor itu ke kosan MG di jalan plesiran yang berjarak 1 kilometer dari parkiran di ITB buat testing sekalian ambil helm tambahan di kosan. WOW !! Ternyata lancar-lancar aja..

Dari kosan langsung jemput MG Taufik di pertigaan Cisitu Baru. Yeah !! Perlu diingat, persiapan dalam Toha Operation cuma dalam sehari, itu juga cuma bikin rencana jalur operasi. Kendaraan yang di rencana, bisa motor, sepeda, atau lari (sekalian buat latihan). Habis menjemput MG Taufik, duo Mad Geodet langsung operasi dan melalui jalan Cisitu Baru kemudian jalan Dago sambil liat kiri kanan buat isi bensin dulu.

 MG isi bensin

Setelah isi bensin Rp20000 (luber) di jalan Dago, Mad Geodet langsung mengikuti jalur rencana dan masih belum kepikiran apa yang harus ditempel dan difoto. Setelah melalui jalan Golf Raya. MG stop motornya dan langsung coba tempel sesuatu. Tapi apa yang mau ditempel ?? Sebelumnya MG Taufik udah bawa kertas berlembar-lembar dan MG Akakamereon udah bawa double-tip dan spidol dua warna. Disitu MG Taufik langsung bikin lambang di kertas A5 pake 2 spidol warna. Yaa, itu lambang bajak laut topi jerami dari manga One Piece. Cara gambarnya jelas ngikutin cara gambar yang diajari Oda (pengarang One Piece) di SBS.

MG Taufik membuat lambang testimoni

MG Akakamereon siap untuk operasi

MG Taufik bikin lambang. MG Akakamereon sibuk mengatasi masalah yang ada di motor. KENAPA MOTORNYA GAK MAU HIDUP ?? Berkali kali telpon si empunya motor, gak diangkat. Diduga si lolicon satu ini lagi sibuk mengalahkan lawannya ..... di warnet. Lagi-lagi hoki, tempat MG berhenti itu cuma 20 langkah dari bengkel. MG Taufik tanya ke bengkel itu, dan ternyata hanya masalah kecil, AKI, MG Taufik langsung malu, yohohoho.....

Di tempat bikin lambang, ditempel 1, sisa 19. Abis makan dugan di tempat, MG langsung melanjutkan operasi. 2 testimoni itu dipasang si pengkolan dekat Borma Tubagus dan jalan Pahlawan. Terus menuju timur, MG menempelkan testimoni di terminal Caheum. Setelah itu MG bertolak ke selatan melalui jalan Ahmad Yani dan Kiaracondong melalui stasiun Kiaracondong. Dalam perjalanan sampai belok ke jalan Gatot Subrobto, udah ada 6 tempelan, sisa 14.

Testimoni di depan Bandung Trade Center jalan Kiaracondong (when you see it)

Di depan BSM ditempel di rambu dilarang berhenti (MG malah berhenti di situ, ya hukumannya datang 3 jam kemudian). Lewati jalan Turangga dan Martanegara dan ditempel sebelum lampu merah. Saat proses penempelan lampu sedang merah dan disaksikan oleh penghuni angkot yang sedang berhenti tanpa disadari Mad Geodet.

8 dari 20 telah TERTEMPEL !!!

Sebelumnya Mad Geodet mau menjelaskan peralatan yang dibawa selama operasi dan cara kerja penempelan testimoni selama operasi.
MG Akakamereon gak bawa apa-apa selama berkendara. Tapi, MG mengenakan seragam Recon Corps dari anime Shingeki no Kyojin yang terlihat banyak orang ketika berkendara sendiri. Semua barang dibawa oleh MG Taufik yang duduk di belakang. MG Taufik menggendong tas hitam berisikan 2 ponco (kalau kalau hujan) dan barang yang gak diperlukan lainnya. Di tangannya memegang tas tenteng ITB berisikan testimoni, double-tip, dan HP MG Akakamereon beserta kameranya. Di tangan satunya memegang peta hardcopy kota Bandung. Begitu primitifnya Toha Operation ini..

MG melihat peta sambil merencanakan titik penempelan selanjutnya

MG Akakamereon berpikir tiba di lokasi penempelan > memberhentikan motor > berkata "tempel sini fik, backgroundnya ini" > taufik turun, membuka helm, menaruh tas tentengan di tanah, menyerahkan peta hardcopy ke si pengendara > MG Taufik melakukan penempelan > MG Akakamereon membuka peta, mengingat jalur, dan merencanakan titik penempelan selanjutnya

Testimoni ke-9 ditempel di jalan Buah Batu, tempat termacet dalam Toha Operation kali ini, Ya karena macet, banyak yang ngeliat (terutama dari angkot) proses penempelan. Setelah lolos dari keramaian, duo Mad Geodet belok kanan dan mengambil jalan Soekarno Hatta yang berbanding terbalik dengan jalan Buah Batu. Tempelan ke-10 ditempel di awal Mad Geodet sampai di jalan ini. Yang ke-11 ditempel di jalan yang sama di depan terminal Leuwi Panjang.

 
Testimoni di Terminal Leuwi Panjang jalan Soekarno Hatta (when you see it)

Sekian untuk Part 1, 11 dari 20 udah TERTEMPEL. Di part 2, bakal ada cerita epic lagi dari duo Mad Geodet dalam Toha Operation termasuk kasus penilangan dan nyasar,

Sabtu, 21 Desember 2013

Daendels Operation (Video)

Berikut adalah video dari perjalanan dari Daendels Operation yang dilaksanakan Mei 2013 oleh Mad Geodet, Akakamereon


Kamis, 11 Juli 2013

Daendels Operation (last part)

Ini part terakhir dari tulisan Daendels Operation dalam Blog Mad Geodet. Isinya tentang liburan Mad Geodet di Pantai Pangandaran. Di part 5, udah dijelasin akhir dari Daendels Operation yang berlangsung selama 5 hari ini. Tapi kisah EPIC di pantai pangandaran belum diceritain.

Plan berantakan karena salah terminal dari yogyakarta saat mau ke pangandaran. Bus yang ke pangandaran sudah habis baik di Cilacap maupun Sidareja. Selain itu, malem minggu baru sampe Pangandaran yang awalnya direncanain sabtu siang. Awalnya, sabtu malam, Mad Geodet dipekirakan udah gak di Pangandaran, tapi udah di perjalanan menuju Jakarta. Jadinya MG menginap di Masjid Besar Pangandaran

Masjid Pangandaran

Masjid ini terdiri dari 2 lantai. Uniknya kalo mau ke lantai 2 dari lantai satu harus lewat luar masjid. Tempat colokan listrik cuma ada di lantai 1. Jadi pas sampai, MG memutuskan buat tidur di lantai satu sambil ngecas ngecas plus lliat kabar di dunia via laptop. Namun, MG Taufik memutuskan di lantai dua karena jauh lebih sepi. Entah apa yang dilakuin, mungkin langsung tidur.

Ini jadi masjid kedua yang jadi tempat bermalam Mad Geodet setelah sebelumnya masjid UNY di Yogya. Sebelum masuk ke masjid, duo MG ini menyembunyikan alas kaki di tempat yang gak terkena cahaya, karena gak ada rak sepatu lain halnya dengan di Yogya. Di sini juga, duo MG gak mandi. Kenapa di masjid aja perlu dijelasin? Karena perbedaan lantai yang dipilih masing masing MG, membuat hal EPIC terjadi. Ternyata pas malem, Masjid dikunci, MG yang di lantai satu pun diusir sambil berpikir gimana bakal tidur. Tapi gak diusir segitunya, 'sepertinya' ditawarin kamar oleh marbot masjid tersebut, yang pasti juga ada colokan listriknya. Tapi setelah keluar masjid, marbot kembali menyarankan untuk kembali tidur di masjid lantai 2. Ini gara-gara MG Taufik udah tidur lelap di lantai 2, jadi gak enak dibanguninnya. WTF!! Di lantai 2 gak ada colokan listrik... :(

Pagi-pagi langsung jalan kaki ke pantai pangandaran yang jaraknya kurang lebih satu km. Sampai saat itu, sisa stiker masih di atas 40 lembar. Jadinya di jalan terus tempelin stiker.

 Perjalanan ke Pantai Pangandaran

Pantai Pangandaran dibagi 2 ada yang timur ada yang barat. Entah gimana, para MG ini kompak untuk memilih pantai barat. Ya supaya bisa ngeliat sunrise. Pas nginjek pasir pantai pangandaran, rasanya aneh banget. Padahal MG gak jarang ke pantai, tapi ngerasa aneh. Pasirnya basah. Ya iyalah namanya pasir pantai. Ini mungkin karena 3 hari sebelumnya nginjek pasir Bromo yang super alus dan kering
Semakin ke barat, pantai semakin sepi, di sanalah MG kembali membuat videoklip dari anime 'K' seperti yang dilakukan di Bromo.

 MG pagi pagi di Pantai Pangandaran

Inilah kerennya Daendels Operation yang dilakukan MG. Hari kamis ada di gunung setinggi 2000 meter. Minggunya udah di pantai yang ada di beda provinsi.

  Pasukan berkuda Pangandaran

Setelah sampai di tempat yang sangat sepi, duo MG 'akhirnya' menggelar ponco di atas pasir. Jadi intinya, ke lautnya shift-shiftan. Ada yang jaga barang di atas ponco. Ada yang main air. Giliran pertama MG Taufik yang main air.

MG Taufik yang berlagak tenggelam

Giliran kedua MG yang main air. Celana panjang dilepas. HP ada di dalam celana itu. Tapi siangnya, hp udah rusak. Indikasinya kena air. Padahal seharian di atas ponco yang sama sekali gak basah. Pas nginjek dasar laut, MG ngerasa aneh. Gak ada koral, beda sama pantai di kampung halaman MG kayak pantai pasir putih di Lampung Selatan. Wajarlah, di sini arusnya kenceng banget, langsung berhadapan dengan samudra.

 MG bertarung melawan alam

Kirain jam 9 pagi udah pergi dari pantai. Ternyata keenakan sampai jam 11. Sambil foto-foto, MG juga kembali membuat videoklip dari anime One Piece yang berjudul 'Fight Together' dari Namie Amuro.

 Barang barang ditinggal di atas ponco

Karena gak ada kerjaan, MG Taufik pun atraksi sebelum akhirnya melakukan misi pelemparan setelah sebelumnya melakukan misi penyusupan di salah satu kelas di Yogyakarta.

 MG Taufik melakukan handstand

Apa itu misi pelemparan? Jadi botol bekas diisi sama kertas (dalam hal ini stiker) yang berisikan pesan untuk orang yang menerimanya plus ada stiker di dalamnya. Kulit luar botol juga ditempelin stiker. Buat misi pelemparan, dipake belasan stiker. Maklum stiker masih sisa banyak.

Gak mudah melakukan misi pelemparan ini. Arusnya selalu bawa balik botol itu. Untung MG Taufik yang ngelakuin misi ini walau idenya dari MG. Dari atas ponco, MG seneng banget, pas ngeliat botolnya balik lagi sambil ngeliat MG Taufik lari kesana kemari. hahaha,,
Tapi MG akhirnya bosen dan akhirnya ngeliat MG Taufik balik tanpa botol. Berhasilkah? Dibuangkah? Tapi MG udah gak peduli. Hari udah beranjak siang dan hari mulai panas.

 Botol dalam misi pelemparan

Kali ini alas kaki yang dipakai MG tepat yaitu sendal beda sama MG Taufik yang pake sepatu. Ini berkebalikan dengan kejadian di Gunung Bromo. Dengan beralaskan sendal, MG berjalan dengan santainya sambil bawa barang dari atas ponco ke tempat yang sejuk di bawah pohon. Karena dari awal gak sepatu dan tau sendiri kalo pake sepatu malah tambah panas, MG Taufik pun bertelanjangkan kaki lari ke daerah yang sejuk. Awalnya kirain biasa aja. Tapi MG pun nyoba ngerasain. Emang panas beud,,

Di tempat yang sejuk ini, duo MG menjemur semua yang melekat di tubuhnya. Sambil beristirahat di bawah pohon kelapa, MG terus menempelkan stiker di tempat yang bisa ditempeli stiker seperti kursi daun pohon bahkan buah kelapa itu sendiri. MG makan siang dan minum air kelapa juga di sini.

 MG bersantai di bawah pohon kelapa

Sebelum mengakhiri perjalanan di Pantai Pangandaran ini, MG mau nyeritain hal terEPIC di Daendels Operation wilayah Jawa Barat ini. Jadi siang siang rencana ke Green Canyon. Menurut mbah google, itu ada di barat pantai pangandaran. Jadi gak salah dari awal milih pantai pangandaran bagian barat. Perjalanan kali ini jauuuuh lebih melelahkan. Hari terakhir, akumulasi kelelahan. Bawaan yang lebih banyak karena adanya oleh-olehan. Panaaaasnya itu yang gak nahan. Walau bagian bawah kaki ketutup sandal, tapi sandal bagian atasnya kan kebuka.

Entah gimana, MG Taufik semangat banget. Jalannya cepet banget. Dia yang bawa stiker plus si Handy. Dia yang nempelin stiker di sepanjang jalan. Mungkin karena dia pake sepatu jadi gak kerasa panas. Selain itu, trek yang dilewati duo MG ini jalanan beraspal. Jadi pas sandal MG lepas, yang pertama keinjek itu aspal panas. Jam 12 siang, perjalanan ini dilakukan.

Stiker yang ditempel MG Taufik dalam perjalanan menuju Green Canyon

MG tau kalo Pangandaran hari itu sepi. Tapi kok gak ada yang jalan kaki kayak MG ini ya? Apa gak ada yang mau ke Green Canyon. Emang ada bus maupun mobil ke arah yang dituju duo MG ini. Tapi masa' semua orang berduit, gak ada yang milih opsi jalan kaki. Awalnya dikira jaraknya 1 km, terus mikir 2 km. Dan ternyata setelah 3 km, duo MG istirahat di salah satu warung sambil beli minum.

Dan ternyata jarak dari Pantai Pangandaran ke Green Canyon itu 30 KM !!! Emang bener arahnya ke barat tapi 30 KM !!! EPIC !!!

Karena para MG yang kepanasan, MG pun memutuskan tidak melannjutkan perjalanan ke Green Canyon melainkan balik ke masjid untuk istirahat dan memutuskan untuk mengakhiri perjalanan di Pantai Pangandaran.

Sekian untuk Daendels Operation Story. Nantikan versi videonya !!!

Selasa, 09 Juli 2013

Daendels Operation (part 5)

Kali ini Mad Geodet akan merangkum seluruh perjalanan di Daendels Operation.
Sebelumnya, FYI, MG itu Mad Geodet sedangkan MG Taufik itu Taufik yang juga ikut dalam perjalanan gila Mad Geodet

Perjalanan terakhir, MG terpisah dengan MG Taufik. MG ketiduran di bangku di Fakultas Teknik UGM. Daripada pusing nyari, MG memutuskan untuk balik ke kosan Maja. Toh, dua tas para MG ini ada di sana. Pasii MG pun balik ke kosan Maja.

Perjalanan selanjutnya adalah ke pantai Pangandaran. MG dapet info kalo ke sana dari Yogya bisa naik bus patas efisiensi via Cilacap. Tapi MG gak tau terminal mana yang ada bis patas itu. Rencananya Jumat sore, langsung berangkat ke terminal. Kemungkinan tidur di masjid terminal. Tapi, karena keasyikan main kartu di kosan Maja, akhirnya bermalam di kosan Maja. Oh iya, sorenya MG Taufik juga balik ke kosan Maja. Dugaan MG pun tepat.

Semua rangkuman perjalanan Mad Geodet dalam Daendels Operation terangkum dalam tabel berikut :


Bagi yang gak tau apa itu Daendels Operation, Daendels Operation atau DO itu jalan jalan menaklukan pulau Jawa sambil nempelin stiker di sepanjang perjalanan.

Paginya dari kosan Maja, MG pun berangkat ke Terminal Jombar, yang dekat UGM, yang diduga ada bus patas efisiensi. Ternyata gak ada !!! Pagi - pagi salah terminal. Hal EPIC ini berpengaruh besar buat perjalanan hari Sabtu ini, yang alhasil telat sampe Pantai Pangandaran. Terminal Yogyakarta, terminal yang ada bus patas ini. Untung ada bus kota yang menghubungkan kedua terminal ini.
Yogyakarta - Cilacap. Ternyata jauh, dan makan banyak waktu. Alhasil, bus Cilacap - Pangandaran udah gak ada. Disaranin sama tukang gorengan di terminal, disuruh ke Sidareja kalo mau ke Pandangaran naik bus yang penuh sesak. MG pun nurut aja, karena gak ada opsi lain. Pas sampe terminal Sidareja, itu udah sore banget. Bus Sidareja - Panngandaran udah GAK ADA !!! WTF !! Jadinya naik ojek ke Kalipucang yang harganya gak murah. Kalipucang tuh perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bayangin, Sidareja tuh Jawa Tengah, Pangandaran tuh Jawa Barat, masih jauuh banget.

Sambil dilanda kesal dan ngantuk, karena malam, MG pun naik bus trayek Tasik-Pangandaran yang berhenti di Kalipucang. Beruntung langsung dapet, gak pake nunggu. Akhirnya sampai Pangandaran udah malem. MG pun memutuskan untuk bermalam di Masjid Raya Pangandaran. Esoknya, hari Minggu sampai pukul 4, duo petualang gila ini berada di Pantai Pangandaran yang akan dijelaskan di Daendels Operation (last part).

Di part 5 ini, cuma akan dijelaskan perjalanan panjang yang bergitu melelahkan. Minggu sore, naik bus menuju tasik. Disambung bus dari tasik menuju jakarta. FYI, MG dalam perjalanan yang ini, pake celana pendek dan bersarung kayak ibu hamil. Mau gimana lagi Celana Panjang, basah dan bau karena seharian main di pantai dan ini udah hari ke-5 atau terakhir Daendels Operation. Perjalanan malam ini membuat duo MG yang lelah ini tidur dan ketiduran dan terpaksa turun di terminal Kalideres !!!

Jam 3 pagi, di Terminal Kalideres. Rencana turun di Terminal Grogol yang gak begitu jauh dari Gambir. Di part 1 udah dijelasin, MG udah beli semua tiket kereta dalam perjalanan ini itu termasuk dari Gambir ke Bandung. Sebenernya bisa aja dari Pangandaran langsung ke Bandung, tapi sayang tiketnya. Tapi paradigma itu langsung berubah setelah bayar ojek dari kalideres ke gambir. Harganya mahal banget. Tarifnya sama kayak tarif kereta. Penyesalan pun datang. Apalagi setelah plan berantakan akibat salah terminal, di Jakarta tempat yang dikunjugin cuma stasiun Gambir sebelah Monas.

Gak begitu rugi dengan mahalnya ojek, karena perjalanan jauh, MG pun sempat menikmati pemandangan di kota Jakarta yang sepi. Wajar jam 3 pagi. Udah sepi, dingin, pokoknya kontras sama Jakarta pas siang. Karena masih merasa kesal, MG pun menempelkan sisa stiker yang ada di pagar pagar luar dari Monas. Sisanya gak banyak cuma 20. Karena di bus bus tadi juga udah ditempelin.



Contoh stiker di pagar Monas. Sayang ngeblur. Maklum udah kecapekan

Jam 6 pagi kereta dari Gambir pun berangkat menuju Bandung. Sampai Bandung, jam 9 pagi. Dari stasiun, langsung ke kosan MG. Perpisahan duo MG di kosan MG ini pun mengakhiri Daendels Operation.

Jam 1 siang, MG masih ada UAS. Walau MG ngantuk, MG berusaha gak tidur. Karena kalo tidur, kemungkinan, bangunnya sore. Inget, jam 1 ada UAS yang terakhir !!! FYI, dari Pangandaran sampai UAS jam 1 siang, MG sama sekali gak bisa ber(tele)komunikasi karena HP rusak pas di pantai. T.T

Sekian, untuk Daendels Opeation. Masih ada last part, edisi spesial Pangandaran.

Senin, 08 Juli 2013

Daendels Operation (part 4)

Udah lama gak ngerangkum perjalanan Mad Geodet di Daendels Operation, saatnya destinasi EPIC selanjutnya akan tersaji.
Sebelumnya dalam Daendels Operation, duo Mad Geodet, udah datengin Surabaya dan Bromo. Selanjutnya, dengan kereta Sancaka Sore, MG beranjak menuju Yogyakarta.
Beda pas naik kereta dari Bandung ke Surabaya, yang di jalan pas malem, di kereta kali ini MG main kartu dan planning buat ngapain di Yogya. MG pun mengontak sahabat di Yogya karena Yogya bukan kota tanpa kerabat seperti Surabaya. Dia mahasiswa UGM. Dari mbah google, Stasiun Tugu tujuan kereta ini gak deket walau gak jauh dari UGM. Rencananya sih mau jalan ke kosan temen.

 
Stasiun Tugu Yogyakarta

Sebelum jalan ke kosan temen, di kereta tadi, MG googling kalo Malioboro tuh deket sama stasiun. Kereta sampai jam 9 malem. Abis makan malam deket stasiun, petualang gila ini  cuci mata di Malioboro. MG emang udah berencana udah gak beli apa apa soalnya tas udah penuh karna oleh oleh dari Bromo kemarin. Tapi MG Taufik sempet beli oleh oleh juga. Satu hal yang didapat dari sahabat MG Taufik, jangan makan di Malioboro. Walaupun daya hidup di Yogya murah, tapi harga makanan di Malioboro gak ada bedanya sama di Bandung. Pas lagi jalan jalan di Malioboro ini, yang ada di pikiran MG saat itu adalah 'Yakin mau jalan ke kosan temen yang entah dimana, malem malem gimana? Masa' tidur di pinggir jalan?'

MG di Malioboro

Setelah puas nempelin stiker di Stasiun Tugu dan Malioboro, MG pun mencoba berjalan kaki ke utara dimana UGM berada. Baru sekitar 1 km berjalan, duo MG istirahat di ayunan di depan Apotek. MG berencana untuk tidak ke kosan teman malam itu tapi langsung istirahat di masjid terdekat karena sudah mendekati tengah malam.

MIRACLE HAPPEN !!!

Seorang kerabat sahabat (dia kerabatnya sahabat) yang juga kuliah di Yogya datang menghampiri dengan motornya. Ini EPIC DESTINY. Saat MG kelelahan dan terasa depresi dengan jauhnya perjalanan, seorang penyelamat datang. Namanya Alexandrio. Sempat berpikir untuk tidur di ayunan, akhirnya duo MG pun diantar oleh Rio ke Masjid UNY.

Alexandrio the Hero

Mungkin bertanya - tanya, males amat sih jalan ke kosan temen (walau udah malem). Jawabannya karena keesokan paginya tepatnya Jumat pagi, para petualang ini berniat melakukan penyusupan di salah satu kelas di UGM. Bisa telat nyusup kalo malem malem jalan kaki. Nyampe tujuan pun mungkin pagi kalo jalan terus.
Ya namanya hoki, gak sampe 15 menit, MG pun sampai di Masjid. Luas juga, namun sepi. Awalnya ragu bisa dibuat tidur, tapi karena sepi akhirnya nekat. Untuk Rio, dia baik banget. Jadi naik motornya bukan bertiga, tapi berdua tapi bolak balik. Di masjid ini kali pertama duo MG mandi. Gak diduga, Masjid ini toiletnya bersih banget, walau agak horror juga karena bersebelahan langsung sama kuburan. Paginya, sesuai rencana tadi malam, MG pun berjalan ke kosan teman.

 
 Masjid Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk yang belum tahu, ternyata Universitas Negeri Yogyakarta ini bersebelahan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dengan kata lain, kosan teman itu gak jauh dari masjid. Bermodalkan alamat yang diberikan teman dan Google Map, MG pun dengan instingnya menuju kosan teman. Ngapain sih ke kosan teman? Kan udah tidur? Gak lain gak bukan buat titip tas yang segede alaihim. Bisa langsung ketahuan kalo nyusup bawa tas segede itu.
Dalam perjalanan MG Taufik sangat cemas dengan insting yang terkesan asal asalan ini. Tapi yang MG tangkep, kosan temen tuh ada di barat laut Masjid. Jadi tinggal ikutin jalan ke Utara - Barat - Utara - Barat. Ternyata jauh juga. Gak lupa nempelin stiker di jalanan. Dan akhirnya untuk kedua kalinya MG pun sampai di kosan teman dengan instingnya (pertama dari Stasiun Gubeng ke Tugu Pahlawan)

Inilah Maja Saputra, teman SMP dari MG

Untuk kuliah di UGM, diwajibkan memakai kemeja dan sepatu. Kemeja duo MG udah pake, sepatu? MG pake sendal sepanjang Daendels Operation, sama sekali gak bawa sepatu. Jadinya pinjem Maja deh. Terus Maja pake apa? Maja gak ada kuliah pagi ini. Huuft..
Misi penyusupan pun dimulai. Walau bukan kelas liar, kelas tanpa teman, suasananya tetap lain. Beda sama pas kuliah di ITB, perguruan tinggi asal MG. Yap, di kelas ini ada junior MG Taufik di SMA nya dulu. Dia kuliah di fakultas Geografi, dan para MG masuk di mata kuliah Geomorfologi. Pelajaran yang pernah sedikit dipelajari di ITB tahun pertama oleh duo MG karena MG ini dari jurusan Geodesi fakultas Kebumian. Wajar lah apalagi, topik hari itu cuma mitigasi bencana, jadi bisa ngikutin.

Inilah Halim, junior MG Taufik di SMA

Hal yang EPIC hampir aja terjadi, kalo MG Taufik mengerahkan sedikit lagi keberaniannya. Menurut Halim sendiri, Geografi itu ilmu dangkal tapi luas sekali. Luasnya mencakup Geologi, Sosial, bahkan Geodesi. Intinya MG Taufik mau nanya ke Dosen hal yang terkait Mitigasi Bencana dengan Geodsesi. Jelas banget itu gak dipelajari di Geografi. Untung gak jadi, kalo jadi langsung ketahuan penyusupan. Tapi akhirnya ketahuan juga, karena hal EPIC itu gak jadi, MG melakukan hal EPIC lain. MG merekam suasana kelas setelah usai dengan si Handy secara terang terangan sambil perlahan lahan meninggalkan ruangan. MG buru buru keluar soalnya di kelas tadi udah ditempelin stiker. Berabe kalo ketauan sapa yang nempel

Jam 10, MG, MG Taufik dan Halim menuju Fakultas Teknik sekalian jalan jalan. WOW, UGM luas banget beda banget sama ITB, antar fakultas aja jalan jauh banget. Tapi yang jelas perjalanan jauh ini gak ada apa apanya karena MG sama sekali bawa tas berat itu, hahaha..


 
 Simbol Fakultas Teknik UGM

Halim bertingkah selayaknya Tour Guide UGM. MG ngerasa kurang liar jadinya, kalo jalan jalannya pake Tour Guide. Abis makan siang, MG pun hendak jumatan di Masjid Kampus yang letaknya kurang lebih di tenggara area kampus UGM. Jauuuuh banget ternyata. Ya jelaslah, fakultas teknik ini letaknya di Barat Laut. Sempat juga MG nemuin anak Geodesi UGM yang lagi praktikum. Calon rekan kerja nih..

Awalnya jalan ke Masjid Kampus barengan, namun akhirnya MG memisahkan diri. Karena adanya tour guide ini jadi jarang nempel stiker plus poto poto. Rencananya ketemuan di Masjid Kampus. Tapi gak ketemu apalagi MG dateng ke Masjid pas udah khotbah karena keasikan poto dan nempel stiker. Selesai jumatan, MG belum bisa nemuin MG Taufik maupun Halim. Tapi MG gak peduli dan melanjutkan perjalanan kembali ke Prodi Teknik Fisika di kompleks Fakultas Teknik karena akan melakukan misi penyusupan selanjutnya.

Misi penyusupan selanjutkan di kelas yang juga dimasuki oleh Maja, teman titip tas tadi. Berharap bakal ketemu MG Taufik di tempat yang dijanjikan. Jauhnya lokasi antar fakultas membuat MG frustasi dan bersyukur bisa kulaih di ITB yang jauh lebih sempit. Jam 1 mulai kuliah. Jam 1, MG masih di jalan. Jam 1, MG Taufik entah di mana. Karena lelah dan sadar udah telat, akhirnya MG memutuskan untuk tidur di bangku Fakultas Teknik UGM.

 
Tempat tidur alternatif. Tempatnya sepi, rimbun, enaklah buat tidur.

Setelah tidur sejam, MG kebingungan dan sempat tak sadar sedang dalam Daendels Operation. Tempat berikutnya telah menanti, gak ada waktu santai santai disini.

Minggu, 26 Mei 2013

Daendels Operation (part 3)

  Menurut mbah Google, cara orang ke Bromo banyak melalui Probolinggo ialah dari Surabaya. MG pun mengikuti dengan menuju Terminal Probolinggo dari Terminal Bungurasih, Surabaya. Ternyata dengan naik bus, makan waktu yang gak sebentar. Berangkat siang dari Surabaya, sampai Probolinggo malam setelah di perjalanan melalui Pasuruan dan sempat melihat tanggul lumpur Lapindo. Ya kedua petualang gila, mad geodet, mahasiswa dari kota kembang, ini pun kelelahan di Terminal Probolinggo. Karena seharian keliling kota Surabaya juga sih.
MG Taufik kelelahan di Terminal Probolinggo

Karena kelelahan, gak bisa pikir panjang. Mobil yang menuju Bromo udah gak ada karena kemaleman. Akhirnya ditawarin ojek, nurut-nurut aja. Walaupun udah nawar, tetep aja mahal. Yah daripada di terminal semaleman di tempat yang gak kenal, ikut-ikut aja. Awalnya, dikira Probolinggo - Bromo tuh deket, jadi ongkos ojek dianggap mahal. Ternyataa, jauh banget nanjak pula dan yang paling EPIC, MG -naik ojek- -gak pake jaket- -malem malem- ke gunung yang tingginya 2000 meter. brrrrr....
Udah dingin, gelap, akhirnya nyewa 1 kamar di penginapan yang murah, walaupun rencananya tidur di Masjid. Ternyata, mayoritas orang di Bromo tuh orang Hindu, jadi jarang ada masjid. -_- Setidaknya nyenyak tidur di kasur malem itu dan disana ada colokan listrik. Jadi ngecas-ngecas plus upload beberapa foto Daendels Operation di Surabaya.

Jam 5 pagi tuh masih gelep di Bandung, tapi di Bromo langit udah terang. Singkatnya, MG kesiangan jadi kurang bisa menikmati Sun Rise di Bromo. Gak mandi, langsung jalan ke Bromo. Dikira nanjak. Emang nanjak sih, abis itu turun terus. Namanya ini mah turun gunung. Ternyata naik gunungnya udah tadi malem naik ojek.

Welcome to BROMO

Pemandangan yang belum pernah diliat sebelumnya. Gunung yang dikelilingi pasir !!. Tentunya foto-foto. Itu mah mainstream kalo itu doang. MG juga bikin videoklip lagu anime 'Kings' dari anime K. Akibatnya, baterai si handy langsung low. Untung udah banyak foto di Sahara Indonesia itu. 

MG bertarung melawan alam.

Tentunya fotonya gak bisa di-post semua di sini. Contoh foto lainnya, tulisan Mad Geodet yang jadi foto header blog ini. Tapi banyak banget hasil jepretan si handy, sebelum dibuat videoclip MG. Pas balik ke penginapan, para petualang harus mendaki jalan yang cukup jauh sambil nempel stiker di tiang tiang. MG berangkat duluan sambil nempelin stiker setelah sebelumnya mengambil pasir Bromo yang super halus ke dalam botol. Sedangkan MG Taufik, panen bunga Edelweis.


MG bersama stiker di tiang dan pasir di botol

Setelah itu, ke Probolinggonya naik ojek lagi, dengan ongkos yang lebih murah dan motor yang cuma 1. Bayangkan duo MG yang bawaannya banyak + 3 orang berada di satu motor buat turun gunung. EPIC. Bukannya takut, MG tutup mata selama perjalanan. Dari Probolinggo ke Stasiun Gubeng, Surabaya naik bus 2 kali. Yah, gak ada yang spesial selama perjalanan, selain nempel stiker di bus + perjalanan yang panjang sambil takut - takut ketinggalan kereta.

Kalau datang kecepatan tuh, rasanya gak enak, karena harus nunggu lagi. Kalo ketinggalan kereta, tau sendiri, harus nunggu kereta selanjutnya berjam-jam kemudian. Beruntung banget. dateng ke Stasiun Gubeng ON TIME. Gak nyampe 10 menit, kereta dari Surabaya ke Yogyakarta udah dateng aja. Padahal cuma bentar, MG Taufik, udah ngilang. Sebelum nempel kereta, foto foto stasiun tanpa ada MG Taufik.

Kereta Sancaka sore, tiba di Stasiun Gubeng.

Pas masuk kereta, eh MG Taufik udah di dalem. -_- Perjalanan selanjutnya ke YOGYAKARTA.

Jumat, 24 Mei 2013

Daendels Operation (part 2)

Gerbong 5 Kereta Mutiara Selatan yang ramai menjadi tempat duduk duo petualang gila Mad Geodet dalam Daendels Operation dalam perjalanan dari Bandung ke Surabaya. Karena merasa gak nyaman MG jalan-jalan ke gerbong sebelah, gerbong 4 dan ternyata gerbong tersebut sepi penumpang. Spontan, duo MG ini langsung pindah ke gerbong 4. Karena kereta berangkat sore, malam pas di jalan, cuma satu hal yang dilakukan MG di dalam kereta -> TIDUR. Sedangkan MG Taufik baca komik One Piece 62 - 67 yang sengaja dibawa buat DO. Karena MG tidur, MG sama sekali gak ngeliat MG Taufik tidur.

 MG Taufik lagi baca komik One Piece 62

Pukul 8 pagi, sampailah para MG di kota Tanjung Perak, Surabaya. Oia, gak lupa juga di kereta dan di stasiun Gubeng tempat berhentinya kereta, ditempel stiker.

Keluar dari Stasiun di kota tanpa kerabat maupun kenalan ini, para petualang gila ini memutuskan ke Tugu Pahlawan dengan berjalan kaki. Ya sekalian, ngeliat isi kota padahal takut nyasar kalo naik angkot plus buang uang. Dengan bawaan berat, akhirnya pukul 10 para petualang gila ini sampai di tugu Pahlawan. Lah, pas lagi jalan nemu BM BPN. Langsunglah ditempel di stiker secara berhubungan erat dengan geodesi, prodi yang digeluti kedua MG ini. Bagi yang gak tau apa itu BPN, bisa diliat di sini.


Di Tugu Pahlawan, sambil foto-foto, para petualang ini memutuskan istirahat setelah perjalanan panjang sambil makan siang. Ya di tugu pahlawan ini gak cuma ada tugu sama patung pahlawan, tapi ada juga meriam walaupun udah gak aktif sih.

MG Taufik siap mati

Setelah dari Tugu Pahlawan, MG bergerak menuju makam sunan ampel, tapi gak pake jalan pake becak. Ya walaupun gak mahal, setidaknya gak capek dan gak nyasar. Ya naek becak di kota besar itu serasa naik kereta di Istana Boneka.


 Pemandangan dari dalam becak

Di makam sunan ampel, cuma liat-liat. Banyak yang jualan oleh-oleh, tapi gak beli sedikitpun. Ya kalo mau masuk kawasan ini harus berpakaian religi, harus menutup aurat. Tapi itu gak masalah buat cowok. Di dekat makam, ada gentong yang isinya air. Orang - orang antri buat minum di air itu. Kekuatan mistis kah? Kecil kemungkinan mereka kehausan. Walaupun Surabaya panas, kompleks Sunan Ampel ini sejuk, banyak pohon.

MG memotret orang minum saat istirahat di bawah pohon.

Dari tempat ini, para Mad Geodet menuju Jembatan Suramadu, dengan menempelkan stiker di jembatannya. Lagi, MG pergi dengan becak. Namun kali ini mahal. Tarifnya seakan bertambah tiap meternya. Beda sama becak sebelumnya yang sambil liat pemandangan kota. Karena jembatan suramadu di pinggir kota, yang keliatan dari becak cuma jalan lebar yang dilewati sedikit kendaraan. Oia, banyak iklan Badut Sulap juga. Karena kesal, MG menempelkan stiker di tempat duduk becak ini.


 Mad Geodet memotret Becak yang telah ditempel stiker

Sampailah di Jembatan Suramadu. Ternyata Jembatan Suramadu tuh jalan tol dan gak sepanjang yang diperkirakan. Soalnya dari Surabaya, pulau Madura udah keliatan. Jauh banget sama selat Sunda. Ya iyalah. Alhasil, tidak jadi ke atas jembatan, Mad Geodet menempel stiker di tiang dan berfoto di pinggir jembatan.



Foto MG Taufik bersama jembatan

Selesai dari jembatan, bingung gimana ke kotanya. Awalnya mau numpang mobil polisi yang bawa polisi buat ngegusur kios-kios di Suramadu. Lah itu terlalu epic. Untung aja ada angkot sebiji yang lewat di tempat sepi itu. Langsung naik, gak peduli jurusan mana. Setelah naik angkot ini, terus naik angkot lain, terus naik bis kota. Itu kata supir angkotnya kalo mau terminal Bungurasih. Ya tujuan Mad Geodet selanjutnya ke Terminal Bungurasih / Purabaya. Gak lupa, di setiap kendaraan yang dinaiki ditempeli stiker.




Hiruk Pikuk Terminal Bungurasih, Surabaya.

Buat apa ke Terminal Bungurasih? Tentunya buat ke tujuan berikutnya GUNUNG BROMO