Minggu, 20 Juli 2014

Kareumbi Operation (part 2)

Day 3


Kegiatan hari ini dalam Kareumbi Operation kurang lebih masih sama dengan hari sebelumnya yaitu pengukuran Kerangka Dasar Horizontal dan Kerangka Dasar Vertikal. Tapi yang berbeda adalah Mad Geodet dibebastugaskan dari kegiatan tersebut sebagai perwakilan kelompok tiga.

Ya, hari rabu tanggal 21 Mei 2014 adalah jadwal piket Mad Geodet. Masing-masing kelompok ada satu perwakilan jadinya ada total 11 orang piket tiap hari. Piket dimulai berbarengan dengan kegiatan survey dimulai. Sebelum survey dimulai, beberapa orang dari kelompok sudah menemui kesushana karena ketidakterlihatan antar titik (banyak halangan pohon) sehingga mereka terus mempertajam golok untuk mengatasinya.

MG Taufik mengasah golok

Data beda tinggi yang didapat hari sebelumnya ditemukan suatu kesalahan pada satu data beda tinggi. Sebelum piket, Mad Geodet berininisiatif membantu mengukur ulang satu data tersebut. Dengan kata lain gak ada perbedaan di pagi hari meskipun sebenarnya Mad Geodet tidak boleh mengukur pada hari itu. Mad Geodet tetap berseragam surveyor dan berangkat menuju ke lokasi survey.


Kelompok Tiga berangkat ke lokasi survey

Setelah selesai mengukur ulang data yang salah, Mad Geodet menuju lokasi pengukuran Kerangka Dasar Horizontal kelompok tiga di tempat yang berbeda untuk pengambilan video dan gambar-gambar yang menarik. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal atau KDH bisa dibilang rumit di awal pengukuran tapi santai selama pengukuran. Dibilang rumit karena alat harus diletakkan TEPAT di atas patok yang telah dipasang sebelumnya. Dibilang santai karena alat KDH yang bernama ETS merupakan alat canggih sehingga pengguna tidak terlalu repot dalam membaca data pengukuran.


Pengukuran KDH

Karena hari itu jadwal piket Mad Geodet, Mad Geodet langsung pulang ke basecamp untuk piket. Piket yang dilakukan Mad Geodet lagi-lagi bersih bersih Gedung Pusat Informasi. Hal yang sama dilakukan Mad Geodet di hari pertama. Tapi karena, gedung itu baru dipakai menginap peserta untuk dua malam, kondisi tidak terlalu kotor memberi waktu luang yang banyak untuk Mad Geodet.

Perlu diketahui, hari piket adalah hari yang paling membosankan jika tidak punya kreativitas. Kawasan konservasi Gunung Masigit Kareumbi, lokasi Kareumbi Operation atau Kemah Kerja 2014 adalah wilayah yang tak satupun sinyal telepon seluler dapat masuk (kecuali XL di beberapa titik). Jadi wajar aja, Kareumbi Operation bisa dibilang bertujuan juga untuk menghilangkan ketergantungan terhadap HP dan Internet tentunya, karena di tempat itu juga gak ada internet.

Waktu luang yang biasa dipakai Mad Geodet ketika di Bandung adalah berinternet ria tidak bisa dilakukan selama Kareumbi Operation. Mengingat tujuan kedua Kareumbi Operation, Mad Geodet berencan membuat beberapa scene video selama waktu luang tersebut. Mencari kameramen, akhirnya Mad Geodet menemukan Ankalucio yang juga mendapatkan jadwal piket hari itu.

Sejumlah empat scene berhasil didapatkan bersama Ankalucio di daerah sekitar basecamp, salah satunya di depan Gedung Pusat Informasi. Selain itu, didapat beberapa gambar tempat inap Ankalucio yaitu tenda dan perairan lokasi pengambilan salah satu scene Mad Geodet.



Kegiatan Mad Geodet dan Ankalucio di hari piket

Day 4


Hari keempat, tanggal 22 Mei 2014, Kareumbi Operation beragendakan hal yang tidak jauh berbeda dari hari hari sebelumnya. Bedanya, beberapa kelompok sudah selesai mengukur KDH dan KDV pada hari sebelumnya. Kelompok yang sudah selesai boleh membantu kelompok yang belum selesai.

Kelompok tiga termasuk kelompok yang belum selesai. Namun, kelompok yang salah satu anggotanya Mad Geodet tersebut tidak terlalu membutuhkan kelompok yang lain karena diperkirakan pengukuran dapat selesai tengah hari.

Persiapan keberangkatan kelompok tiga pada hari keempat

Karena, sempat off-survey selama satu hari, Mad Geodet berhak tahu dimana saja lokasi patok yang digunakan untuk survey pada hari sebelumnya. Luar biasa. Berbeda dengan hari pertama survey atau hari kedua Kareumbi Operation, pengukuran yang dilakukan saat Mad Geodet piket menghasilkan data ukuran yang jumlahnya hampir dua kali lipat.

Salah satu patok yang digunakan kelompok tiga

Nah ini penjelasan lokasi survey kelompok tiga. Setiap kelompok yang berjumlah 11 dibagi lokasi surveynya masing-masing. Kelompok tiga mendapat jatah di jalan utama jalan berbatu. Karena medan survey dianggap tidak terlalu susah, panjang daerah survey merupakan salah satu yang terpanjang dibanding kelompok lain. Selain itu, jalan utama itu banyak tanjakan dan turunan sehingga bisa dibilang medan survey setiap kelompok hampir berimbang.

Nah, karena lokasi survey kelompoknya Mad Geodet adalah jalan utama, banyak orang lalu lalang di lokasi tersebut baik peserta Kemah Kerja yang lain maupun warga desa dengan kendaraannya. Hari keempat, kelompok tiga bergegas ke lokasi survey lebih cepat dibanding kelompok lain sehingga bisa dilihat kelompok lain yang melalui jalan utama.


Kelompok lain yang melalui jalan utama

Waktu survey selesai sesuai waktu yang diperkirakan. Hal gaib dirasakan pada survey hari keempat tersebut. Hal gaib tersebut langsung dirasakan Mad Geodet. Waterpass yang sejatinya tidak ada tutup lensa seperti ada bayangan hitam yang menghalangi lensa objektif saat Mad Geodet mencoba membidiknya. Bidikan kedua, bayangan hitam itu menghilang.

Sebelum beberes untuk kembali ke basecamp, Mad Geodet dan Teo dari kelompok tiga membuat dua scene untuk tujuan kedua Kareumbi Operation. Makan siang pada hari itu dilakukan di basecamp sambil melihat semua scene yang berhasil didapatkan selama empat hari.

Makan siang di basecamp
Malamnya sebelum briefing seperti biasa, Mad Geodet melakukan hal anti-mainstream seperti yang dilakukan selasa pagi.

 

Day 5

Hari yang cocok untuk bermalas-malasan. Jadwal kegiatan pada hari ke lima Kareumbi Operation adalah tes psikomotorik secara individu. Sarapan gratis yang biasa diikuti dengan penuh semangat dengan mengenakan pakaian surveyor pada hari sebelumnya, kali ini peserta termasuk Mad Geodet melaksanakan kegiatan sarapan gratis dengan pakaian tidur.
  Sarapan di hari kelima

FYI, kedua orang di foto di atas yang Mad Geodet pikir adalah penjaga Gedung Pusat Informasi. Ketika Mad Geodet hendak melakukan pengukuran, kedua orang tersebut masih berada di Gedung Pusat Informasi, tempat inap Mad Geodet. Saat Mad Geodet pulang survey kedua orang tersebut masih berada di gedung tersebut.

Ternyata tes dilakukan tetap dengan pakaian sureyor. Tes dibagi dua sesi, sesi KDV dan KDH. Jenis tes adalah pemasangan alat dan penggunaan alat secara sederhana. Tujuan tes ini tidak lain adalah untuk menguji keterampilan penggunaan alat-alat geodet. Tes dilakukan di lapangan yang cukup luas.

Kelompok tiga mendapat jatah tes KDV terlebih dahulu. Tidak ada masalah bagi Mad Geodet karena selama dua hari survey, Mad Geodet selalu melakukan survey KDV atau Kerangka Dasar Vertikal. Tes KDV berupa leveling waterpass atau alat KDV, yaitu secara sederhananya adalah membuat alat tersebut datar dengan membuat gelembung udara sebagai indikator di waterpass berada di tengah. Setelah itu, melakukan pembidikan dengan waterpass. Ada dua rambu ukur (semacam penggaris raksasa) telah dipasang oleh asisten Kemah Kerja. Tugasnya adalah membaca bacaan yang ada di rambu ukur.

Tes KDV Mad Geodet tidak sebatas kenangan. Bersama Teo, Mad Geodet merekam secara full ketika Mad Geodet melakukan tes begitu sebaliknya. Ketika Teo yang tes, Mad Geodet mencatat hasil bacaan Teo, begitu pula sebaliknya.



Tes KDV Mad Geodet dan Teo

Waktu yang diberikan untuk tes KDV tiap orang adalah lima menit. Sedangkan untuk tes KDH atau Kerangka Dasar Horizontal adalah sepuluh menit sehingga banyak waktu kosong kelompok tiga dalam menunggu tes KDH.

Lagi-lagi daripada membuang waktu, Mad Geodet dan Teo (lagi) menjalankan tujuan kedua Kareumbi Operation. Dengan disaksikan banyak peserta, beberapa asisten dan dosen, Mad Geodet bernyanyi untuk menujukkan keprofesionalnya. Total dua scene berhasil didapat dalam waktu luang ini.

Behind the Scene : Video Vivid

Waktu luang ini bukan tanpa insiden. Kursi kayu yang ada di dekat lapangan lokasi tes psikomotorik ini belah dua karena kelebihan beban. Menurut pengakuan salah satu korban, ada pelaku yang memaksa duduk walau sudah dilarang karena rawan belah. Bahkan salah satu korban terguling ke belakang dan hampir jatuh ke sungai (karena di belakang kursi kayu ini adalah sungai)


Insiden kayu belah dan pelakunya

Tes yang selanjutnya dilakukan Mad Geodet dan anggota kelompok tiga lainnya adalah tes KDH. Kali ini Mad Geodet cukup cemas. Hal ini disebabkan selama survey di Kareumbi ini Mad Geodet belum pernah bersentuhan dengan alat KDH yaitu ETS. Walaupun selama kuliah di Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung, Mad Geodet sudah pernah berkecimpung di dunia pengukuran denga ETS.

Tes KDH berupa leveling ETS yang caranya kurang lebih sama dengan leveling waterpass dan centering ETS dengan cara membuat ETS TEPAT berada di atas patok yang telah dipasang sebelumnya. Centering dan leveling ini saling berkaitan. Ketika ETS sudah level, ETS belum berada di atas patok atau center. Ketika ETS sudah center, ETS kembali ke keadaan belum level. Butuh trik untuk mengatasi hal yang menyebalkan itu.

Mad Geodet tes KDH

Tes KDH berlangsung dua kali lipat tes KDV karena kesulitannya dua kali lipat. Waktunya 10 menit. Mad Geodet berhasil selesai ketika baru 6 menit. Ketika tes KDV, Mad Geodet telah selesai selama 3 menit dari waktu 5 menit yang diberikan. Tes psikomotorik ini diawasi oleh asisten Kemah Kerja yang bertugas memberi tanda mulai dan mencatat waktu tes peserta.

Hari tes ini adalah hari Jumat. Mayoritas peserta telah medapat giliran tes sebelum Jumatan termasuk Mad Geodet. Setelah Jumatan, Mad Geodet berkegiatan menonton anime di laptop yang Mad Geodet bawa. Ya, pada hari itu akhirnya Mad Geodet menemukan cara untuk menghilangkan kebosanan selama Kareumbi Operation selain tujuan nomor dua.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar